Hujan
masih menyisakan rinai lembut.
Hanya
manusia malam yang masih menghiasi sudut-sudut remang.
Beberapa
kendaraan sesekali melintasi jalanan yang basah oleh sisa hujan.
Gerobak pedagang kaki lima berdecit memecah
kesunyian.
Senyum sumringah sang pedagang usai menghitung untung dari dagangan yang laku barusan. “Malam keberuntunganku sepertinya” desis lelaki itu sambil melanjutkan langkah pulang. Terbayang senyum istri menghitung lembar rupiah yang bakal masuk ke tabungan. Tak terlihat rasa letih meski harus menarik gerobak pecel lele beserta tenda yang diletakkan diatasnya. Cinta sederhana yang ia semai bersama istri yang kalau anaknya sedang tidak sakit pasti ikut mendorong gerobak reot itu.
Senyum sumringah sang pedagang usai menghitung untung dari dagangan yang laku barusan. “Malam keberuntunganku sepertinya” desis lelaki itu sambil melanjutkan langkah pulang. Terbayang senyum istri menghitung lembar rupiah yang bakal masuk ke tabungan. Tak terlihat rasa letih meski harus menarik gerobak pecel lele beserta tenda yang diletakkan diatasnya. Cinta sederhana yang ia semai bersama istri yang kalau anaknya sedang tidak sakit pasti ikut mendorong gerobak reot itu.
Sudut lain,
Sebuah kafe mungil menawarkan persinggahan untuk pasangan kekasih yang sedang kasmaran. Menghabiskan malam minggu sambil menganyam rasa, dan membuang uang tentu saja. Yah, tak ada yang gratis untuk kesenangan, apalagi di kota seperti Jakarta.
Sebuah kafe mungil menawarkan persinggahan untuk pasangan kekasih yang sedang kasmaran. Menghabiskan malam minggu sambil menganyam rasa, dan membuang uang tentu saja. Yah, tak ada yang gratis untuk kesenangan, apalagi di kota seperti Jakarta.
Sepasang
pecinta terlihat masyuk di pojok remang-remang .. Menikmati musik pelan yang
merebak menyelusup nalar, yang dinyanyikan oleh gadis jelita. Penyanyi bintang
di kafe itu. Keduanya
seperti terlena.
Tangan mereka erat saling menggenggam...
Tautan mata saling melikat.
Seperti saling mengukur kedalaman ceruk hati masing-masing.
Tangan mereka erat saling menggenggam...
Tautan mata saling melikat.
Seperti saling mengukur kedalaman ceruk hati masing-masing.
Senyum
di bibir sang gadis, membentuk garis indah di bibirnya yang berbalut lipstik
tipis.
Tetapi
senyum itu seperti tertahan.. menahan duka yang semburat berusaha diredam.
“Apakah salah dengan perasaanku”, gumamnya pelan.
Laki-laki itu tertunduk.
“tak ada yang salah. Hanya, mungkin terlambat”.
"Adakah cinta yang terlambat? Adakah hati yang salah karena mencintai? Meski yang dicintai telah memiliki tambatan di seberang. Ahh... Ahh” gadis itu mengeluh.
Laki-laki itu tertunduk.
“tak ada yang salah. Hanya, mungkin terlambat”.
"Adakah cinta yang terlambat? Adakah hati yang salah karena mencintai? Meski yang dicintai telah memiliki tambatan di seberang. Ahh... Ahh” gadis itu mengeluh.
Tatapan
laki-laki itu getas.
Gadis di depannya. Dengan senyum tertahan, meski tetap menawan.
”Atau aku harus menculik kamu sayang. Adakah keberanian dalam hatimu? Meninggalkan
sarang mungil dengan gadis bermata bening”
Gadis
itu menggumam.
Laki-laki
itu menggeleng pelan. Wajahnya pias.
“Akupun tak memungkiri perasaan ini. Tak
memungkiri rasa yang larat ini. Larat tetapi indah saat menatap wajahmu,
merengkuh hangat tubuhmu”.
laki-laki itu berbicara pelan, sambil menggenggam jemari sang gadis.
laki-laki itu berbicara pelan, sambil menggenggam jemari sang gadis.
Kembali suasana sunyi..
Lagu
sudah berhenti.. hanya nafas yang tertahan melingkupi malam yang makin
temaram..
“Sudah
hampir pagi.. Ayo pulang, ada anak-anak yang menungguku di rumah".
Laki-laki itu berkata lirih, kemudian menyelipkan amplop ke dalam tas si gadis.
Laki-laki itu berkata lirih, kemudian menyelipkan amplop ke dalam tas si gadis.
Si
gadis mengerjabkan matanya...
Keduanya
berdiri...
Tiba-tiba, segerombolan orang tampak mendekat ke arah mereka. Lalu dengan
cekatan meringkus lelaki itu.
Tentu
saja sang gadis terperanjat. Wajahnya memucat.
“Ada
apa ini?’teriaknya histeris.
“Tenang
saja nona, lelaki ini kami tangkap!”
“Tolong
serahkan tas anda nona!”
“Anda
harus ikut kami ke kantor!”
#
Tak
lama kemudian, twitter riuh dengan berita
penangkapan terduga koruptor di sebuah kafe, sedang berkencan dengan perempuan
yang diduga selingkuhannya.
Didalam
tas si perempuan ditemukan uang tunai 50
juta.
depok 17 september 2013