blog yg lain

Thursday, May 15, 2014

Doa yang dibajak



laki-laki itu sedikit terhuyung, saat kereta mulai merambat berjalan meninggalkan Stasiun Bogor.
Selewat gerbong tiga, diputuskannya duduk setelah menemukan bangku kosong.
Kereta cukup lengang di jam tanggung seperti saat ini.

Tangannya terlihat memegang tasbeh, yang kemudian diputarnya seiring mulut yang komat-kamit merapal bacaan.
Perutnya yang gendut tampak bergerak-gerak dibalik baju koko warna hijau yang ia kenakan.
Wajahnya dengan jenggot sekepal terlihat agak pucat. Di kepalanya bertengger peci putih.

Mulutnya masih terus merapal doa.
Sampai akhirnya matanya terpejam. 
Rupanya ia tertidur. Mungkin goncangan kereta seperti ayunan bayi yang menina bobokkannya.

Dari kejauhan seorang lelaki lain tampak  tajam menatap kearah lelaki yang memegang tasbeh.
Di matanya terlihat kejanggalan.
Sesosok gaib yang terbentuk dari sekumpulan cahaya berwarna putih kecoklatan terlihat olehnya nangkring diatas lelaki gemuk bertasbeh yang barusan asik merapal doa.
Doa-doa yang diambi dari ayat suci itu setelah terlepas dari mulut lelaki bertasbeh lalu menjelma menjadi butiran cahaya keperakan yang melayang ke udara.
Cahaya keperakan itu rupanya ditangkap oleh sosok gaib yang ada diatas lelaki bertasbeh.
Gaib itu dengan rakus menyambar setiap doa yang menjadi cahaya, lalu memakannya dengan rakus
Rupanya gaib itu memang sedang memperalat leaki gemuk bertasbeh yang memang rutin merapal doa. Setiap doa yang dibacanya selau menjadi santapan gaib yang selama ini mengikutinya.
Mereka telah terikat perjanjian yang tak disadari oleh lelaki bertasbeh itu.

Sementara itu si lelaki bertasbeh masih terihat tertidur pulas.
Dalam tidur ia bermimpi menemukan emas di dalam lemari bajunya.
Wajahnya terlihat tersenyum dalam tidur pulasnya.

Kereta bersiap berhenti di stasiun Citayam. Gesekan roda kereta menimbulkan suara berdecit yang membangunkan tidur lelaki bertasbeh.
Lelaki itu terbangun. kemudian perlahan bangun dari duduknya, lalu beringsut mendekat ke pintu kereta. Gaib diatasnya mengikuti.
Pintu kereta terbuka seteah sesaat kereta berhenti.
Lelaki bertasbeh sigap berjalan keluar dari kereta, meninggalkan tatapan tajam lelaki lain di dalam kereta.
Di mata lelaki di dalam kereta itu, si gaib melirik ke arahnya dengan tatapan mengancam.
Tetapi leaki di dalam kereta itu tidak gentar. Matanya bersinar menantang tatapan si gaib.


“tunggu nanti jam dini hari. Ku kejar kau!” desisnya mengancam.