laki-laki itu sedikit terhuyung, saat kereta mulai merambat berjalan
meninggalkan Stasiun Bogor.
Selewat gerbong tiga, diputuskannya duduk setelah menemukan
bangku kosong.
Kereta cukup lengang di jam tanggung seperti saat ini.
Tangannya terlihat memegang tasbeh, yang kemudian diputarnya
seiring mulut yang komat-kamit merapal bacaan.
Perutnya yang gendut tampak bergerak-gerak dibalik baju koko
warna hijau yang ia kenakan.
Wajahnya dengan jenggot sekepal terlihat agak pucat. Di kepalanya
bertengger peci putih.
Mulutnya masih terus merapal doa.
Sampai akhirnya matanya terpejam.
Rupanya ia tertidur. Mungkin goncangan kereta seperti ayunan bayi yang menina
bobokkannya.
Dari kejauhan seorang lelaki lain tampak tajam menatap kearah lelaki yang memegang
tasbeh.
Di matanya terlihat kejanggalan.
Sesosok gaib yang terbentuk dari sekumpulan cahaya berwarna putih
kecoklatan terlihat olehnya nangkring
diatas lelaki gemuk bertasbeh yang barusan asik merapal doa.
Doa-doa yang diambi dari ayat suci itu setelah terlepas dari
mulut lelaki bertasbeh lalu menjelma menjadi butiran cahaya keperakan yang melayang ke udara.
Cahaya keperakan itu rupanya ditangkap oleh sosok gaib yang
ada diatas lelaki bertasbeh.
Gaib itu dengan rakus menyambar setiap doa yang menjadi
cahaya, lalu memakannya dengan rakus
Rupanya gaib itu memang sedang memperalat leaki gemuk
bertasbeh yang memang rutin merapal doa. Setiap doa yang dibacanya selau
menjadi santapan gaib yang selama ini mengikutinya.
Mereka telah terikat perjanjian yang tak disadari oleh lelaki bertasbeh itu.
Mereka telah terikat perjanjian yang tak disadari oleh lelaki bertasbeh itu.
Sementara itu si lelaki bertasbeh masih terihat tertidur
pulas.
Dalam tidur ia bermimpi menemukan emas di dalam lemari bajunya.
Wajahnya terlihat tersenyum dalam tidur pulasnya.
Dalam tidur ia bermimpi menemukan emas di dalam lemari bajunya.
Wajahnya terlihat tersenyum dalam tidur pulasnya.
Kereta bersiap berhenti di stasiun Citayam. Gesekan roda
kereta menimbulkan suara berdecit yang membangunkan tidur lelaki bertasbeh.
Lelaki itu terbangun. kemudian perlahan bangun dari
duduknya, lalu beringsut mendekat ke pintu kereta. Gaib diatasnya mengikuti.
Pintu kereta terbuka seteah sesaat kereta berhenti.
Lelaki bertasbeh sigap berjalan keluar dari kereta, meninggalkan
tatapan tajam lelaki lain di dalam kereta.
Di mata lelaki di dalam kereta itu, si gaib melirik ke
arahnya dengan tatapan mengancam.
Tetapi leaki di dalam kereta itu tidak gentar. Matanya bersinar
menantang tatapan si gaib.
“tunggu nanti jam dini hari. Ku kejar kau!” desisnya
mengancam.