Jalanan masih basah oleh hujan, yang sepertinya tak
bosan-bosan.
Menggerimisi aspal dan kita. “Tuhan sedang iseng” katamu sambil
tertawa. Aku nyengir lebar meski tak tahu apa maksudmu berkata begitu.
Kurengkuh bahumu. ” Aku pengen iseng juga ah” kataku sambil bersicepat memagut
mulutmu.. kamu tak sempat menghindar. Hanya bengong sesaat, kemudian larut oleh
energi yang merasuk lewat mulutku. Merengsek ke dalam tubuh dan mendidihkan
darah. Tak peduli orang-orang yang melihat ke arah kita. Sinis, jijik, atau kepengen? Hahaha
Hujan melambatkan waktu. Membuat kita betah
berberlama-lama meski di halte yang disampingnya ada tempat sampah menebarkan
bau tak sedap. Sepertinya cinta mengharumkan serta mengusir bau busuk itu.
Cinta, yang sedang bermain-main di hati kita. Kita seperti memiliki dunia lain
yang dimana segalanya selalu menjadi indah. Hujan dan petir yang menggemuruh
menjadi irama rampak menghangatkan. Tetesan air yang tampias mengenai
wajahmupun bukan penyebab gigil karena aku selalu menghapusnya dengan ujung
telunjuk. Kau pun melakukan hal yang sama. Menghalau setiap tetes air yang
“iseng” mendarat di wajahku. Cinta membuat kita tak hirau oleh tatapan “aneh”
orang-orang di sekitar kita. Cinta... Ia meniadakan rasa malu. Ia menebalkan
satu rasa, “lampiaskan hasratmu.lampiaskann!!!”
Dua jam lebih kita berteduh di halte. Beberapa orang
nekat menerobos hujan. Beberapa melompat keatas bus yang berhenti di depan
halte. Entah, kita masih ingin berlama-lama. Penjual rokok disamping tampak terkantuk-kantuk.
Cuaca seperti ini memang paling enak tidur. Memeluk guling atau memeluk
pasangan . seperti yang kulakukan saat ini. Memelukmu,menciummu… dan... menggaulimu laksana Adam dan hawa yang lupa diri. Di halte itu..
Ya.. di halte itu.
Ya.. di halte itu.
Tiba-tiba, entah darimana datangnya, rombongan orang
berbaju putih.
Sambil meneriakkan kata dalam bahasa asing.
Mereka menerjang kita!
Menghajar mulutku.
Menginjak kelaminku.
Menggebuk tengkukku!!
Kamu pun tak luput dari hajaran. Perutmu diinjak-injak! Wajahmu koyak..!
Dan lamat-lamat kudengar teriakan!!
“Bakar!!! Bakar!!! Bakar pezinaa!!!”
Sambil meneriakkan kata dalam bahasa asing.
Mereka menerjang kita!
Menghajar mulutku.
Menginjak kelaminku.
Menggebuk tengkukku!!
Kamu pun tak luput dari hajaran. Perutmu diinjak-injak! Wajahmu koyak..!
Dan lamat-lamat kudengar teriakan!!
“Bakar!!! Bakar!!! Bakar pezinaa!!!”
Yang kurasakan berikutnya adalah...
Siraman dingin dari cairan yang membasahi tubuhku.
Tubuh kita...
kemudian terasa panas bara meruam disekujur tubuhku, juga tubuhmu.
Siraman dingin dari cairan yang membasahi tubuhku.
Tubuh kita...
kemudian terasa panas bara meruam disekujur tubuhku, juga tubuhmu.
Kita dibakar!!
Ya.. Mereka ternyata benar-benar mewujudkan niatnya.
Mewujudkan teriakannya...
Tak lama kemudian, kita berkelojotan.
Seperti babi
panggang. Dibakar oleh orang-orang itu.. Orang-orang yang merasa suci itu...
Sambil
berteriak-teriak menyebut nama Tuhannya
Seakan memenangkan sebuah perang suci
Lalu panas menjalar!
Lalu panas menjalar!
Panas yang sangat!
Aku memeluk
kamu
Kamu mencium mulutku
Kamu mencium mulutku
Kita berkelojotan sambil berpelukan
Sambil
berciuman
Sampai kemudian gelap mengepung...
Sampai kemudian gelap mengepung...
Gelap seutuhnya...
Koran pagi memberitakan,
“Sepasang gembel yang sedang berzina mati dibakar massa”
“Sepasang gembel yang sedang berzina mati dibakar massa”
No comments:
Post a Comment